Sabtu, 22 Oktober 2011

Imam Moussa al-Sadr

'Libya Bertanggung Jawab atas Penculikan Moussa Sadr'
IslamTimes - Grand Ayatullah Iran Naser Makarem-Syirazi mengatakan Tripoli harus bertanggung jawab atas penculikan seorang pemimpin Syiah Libanon, yang hilang di tanah Libya lebih dari tiga dekade lalu.
Imam Musa Sadr, Tokoh Ulama Iran dan pemimpin Libanon yang di culik Libya.jpg
Imam Musa Sadr, Tokoh Ulama Iran dan pemimpin Libanon yang di culik Libya.jpg




"Jika menyembunyikan tentara Israel disuatu tempat, masalah ini segera diselidiki, tetapi pada penculikan seorang tokoh besar seperti Imam Moussa al-Sadr tidak ada tindakan," kata Ayatollah Makarem-Syirazi pada hari Kamis.

Berbicara kepada sebuah delegasi tinggi Lebanon pada kesempatan ulang tahun ke 31 dari penculikan Imam Moussa al-Sadr, ulama terkemuka Iran digambarkan sebagai ikon pemimpin Lebanon yang tidak hanya milik Libanon, melainkan untuk seluruh umat Islam.

Ayatollah Makarem-Syirazi memuji kontribusi Imam Moussa al-Sadr ke Lebanon, Revolusi Islam di Iran dan semua Muslim, dan menyerukan penyelidikan hilangnya (Moussa Sadr) lebih aktif.

Khalil Hamdan, ketua delegasi Lebanon, mengucapkan terima kasih kepada Tehran atas usaha yang terus menerus untuk menemukan ulama senior Libanon itu.

Hamdan selanjutnya mengajukan permintaan pengadilan berwenang Libanon dan parlemen Iran, menegaskan bahwa ulama itu "hidup dan ditahan di Libya."

Dipercaya secara luas di Lebanon bahwa Imam Moussa al-Sadr, pendiri gerakan Amal di Lebanon, diculik atas perintah pejabat senior Libya ketika melakukan perjalanan resmi ke Libya pada bulan Agustus 1978.

Didampingi oleh dua teman-temannya, Mohammed Yaqoub dan Abbas Badreddin, Sadr dijadwalkan untuk bertemu dengan pejabat dari pemerintah pemimpin Libya Muammar Gaddafi.

Pada tahun 2008, pemerintah di Beirut mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Gaddafi atas hilangnya Sadr.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar