Sabtu, 08 Oktober 2011

Mengesakan Tuhan dengan mengesakan Iblis

Mengesakan Tuhan dengan mengesakan Iblis, tentu dua hal yang sangat jelas perbedaannya.

Yang satu, terlihat dari ajaran-ajaran moralnya yang baik, sedangkan yang kedua, terlihat dari ajaran-ajarannya yang tak bermoral dan *****.

Kita tidak bisa terus membohongi diri sendiri dengan menyatakan diri kita sudah menyembah dan mengesakan Tuhan, sementara sosok yang kita sangka Tuhan tersebut mengajari kita MERAMPOK, SELINGKUH, MEMPERKOSA, KEKERASAN RUMAH TANGGA, DENDAM & KEBENCIAN terhadap sesama.

Islam adalah "agama" palsu yang meng-esa-kan Iblis. Kalau awloh itu Tuhan, tentu dia tidak akan segoblok itu sehingga tidak tahu kalau MERAMPOK, SERONG, KEKERASAN RUMAH TANGGA & AJARAN DENDAM itu adalah JELEK & JAHAT. Tuhan terlalu bijaksana sehingga mustahil dia tidak mengerti bahwa perilaku-perilaku seperti itu adalah JELEK.

Kalau Awloh itu Tuhan, dia tidak akan ngajari ritual-ritual geblek yang tidak berguna, seperti sholat, puasa Ramadhan, haji dsb.

Tujuan Tuhan mengutus nabinya vs Tujuan Iblis mengutus nabinya

Kebanyakan dari kita yang masih muslim menyangka bahwa Tuhan mengutus nabinya ke dunia adalah untuk mengajak umat manusia "MENYEMBAH-NYEMBAH TUHAN" serta melakukan ritual-ritual keagamaan yang sama sekali tidak ada kaitannya dengan PERBAIKAN MORAL.

Yang dipikirkan oleh orang-orang bodoh hanyalah LARANGAN-LARANGAN MAKAN MAKANAN TERTENTU, SUNAT, cara membersihkan tubuh badani, dst... dst........ tapi BUTA atau sengaja membutakan dirinya terhadap perkara MORAL.

Apakah dikiranya, Tuhan segoblok itu, sehingga yang dilihat Tuhan adalah hal-hal lahiriah sedangkan hal-hal menyangkut moral diabaikanNya?

Lihatlah tabel yang dibuat oleh Sdr kita yang masih muslim ini, Sdr Pembawa Pedang:

Image

Dia tidak peduli sekalipun agamanya mengajari dia MERAMPOK, MEMPERKOSA, SELINGKUH, KEKERASAN & KEBENCIAN. Yang lebih menarik perhatiannya adalah kebersihan badan (bukan kebersihan hati), bersunat penis dan sholat 5 kali sehari menghadap Kabah.

Dia tidak peduli, sekalipun yang dia esakan adalah Iblis, yang penting dia sudah "mengesakan" sesuatu.

Dia begitu bangga dengan atribut "esa" yang disandang oleh sosok sembahannya, dia bangga dengan ajaran-ajaran lahiriahnya yang berupa RITUAL FISIK, tetapi dia tidak peduli apakah sosok yang diesakannya itu benar-benar telah membimbing dia ke JALAN HIDUP yg LURUS (Kebaikan).

Seharusnya kita sadar, bahwa Tuhan mengutus nabiNya untuk menyadarkan kita akan pentingnya PERBUATAN BAIK, dan bukan untuk memaksa kita menjalani ritual-ritual yang tidak berguna. Tuhan tidak gila sembah, dan juga tidak gila di-IBADATI. Cuma Iblis saja yang menghendaki itu dari manusia.

Sholat, puasa Ramadhan, haji hanyalah ritual sampah yang diadakan Muhammad untuk memberi kesan spiritual pada orang-orang bodoh. Sebenarnya ritual-ritual itu cuma sebagai lips service saja atau pemanis agar ego dirinya yang ingin menjadi PENGUASA DUNIA tersamarkan.

Penanaman informasi sesat ke dalam pikiran Muslim sejak awal mula

Sejak pertama kali seorang muslim diperkenalkan Islam, dia diberi pemahaman yang menyesatkan bahwa Tuhan itu menurunkan 3 agama. Pertama, agama Yahudi; kedua, agama Nasrani; dan karena kedua agama itu sudah diselewengkan, maka Tuhan menurunkan agama penyempurna, yaitu Islam. Padahal, kalau orang yang sudah mengerti sejarahnya, dia akan tahu bahwa Tuhan tidak pernah menurunkan agama Yahudi dan agama Nasrani. Pemahaman sesat itu sengaja ditanamkan kepada muslim, tujuannya adalah agar supaya Islam diakui sebagai agama kelanjutan agama sebelumnya.

Begitu pula tentang kitab suci. Muslim diberikan pemahaman bahwa Tuhan menurunkan kitab suci di setiap zaman: Taurat, Zabur dan Injil. Karena ketiga kitab itu sudah diselewengkan oleh umatnya, maka Tuhan menurunkan kitab suci penyempurna, yaitu Alquran. Padahal, orang yang mengerti sejarah, dia akan tahu bahwa Tuhan tidak pernah menurunkan kitab suci Taurat, Zabur maupun Injil. Buku-buku itu adalah buku biografi atau kitab sejarah dan kumpulan syair yang ditulis oleh manusia. Pemahaman sesat itu sengaja ditanamkan kepada muslim, tujuannya agar supaya Alquran diakui sebagai kitab suci sebagaimana kitab-kitab sebelumnya.

Itu semua sebenarnya cuma INTRIK KANAK-KANAK, yang mudah ditebak arahnya ke mana.

Itu adalah TEKNIK PENDOMPLENGAN, setelah sukses, dia akan MENYINGKIRKAN "INDUK SEMANG"-nya atau OBYEK DOMPLENGANNYA itu.
Semula Muhammad mengaku agamanya setara dengan agama-agama sebelumnya, bahkan dia juga mengakui agama Sabean. Namun sesudah dia kuat, dia menghina agama-agama tersebut dan memproklamasikan agama buatannya sebagai agama tertinggi.

Janganlah kita bangga bertuhankan Awloh, karena yang kita sembah dan kita esakan ini sesungguhnya adalah Iblis.
Islam mengesakan awloh, pada hakikatnya adalah mengesakan Iblis.

Kita tinggal pilih, mau menyembah Tuhan........................ atau...... menyembah Iblis yang diesakan?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar